Tuesday 21 June 2016

Setahun Kemarin

Saya itu orang yang cuek sama tanggal dan hari peringatan apapun. Tidak termasuk dalam kadar cuek banget sih tapi cukup cuek untuk ukuran seorang perempuan. Tapi, entah kenapa bangun pagi ini rasanya ada suatu hal besar yang harus saya ingat. Honestly, ini udah biasa terjadi sih. Ibarat kata ada plus ada minus, karena saya cuek kadang hati saya atau alam bawah sadar saya yang 'ngingetin'. 

Setahun kemarin, tepat di hari ini menurut saya adalah hari yang paling membahagiakan dan rasanya salah satu kewajiban sebagai anak itu tuntas. Janji kuliah kurang dari empat tahun terpenuhi kepada Ayah dan Ibu saya. Embel-embel S.T ditambahkan di akhir nama saya, lumayan buat tambahan nama di undangan nikah :p

Throwback sebelum akhirnya gelar itu bersanding di nama saya, I was so frustated. Hidup saya yang mulus aja, indah aja, tiba-tiba diambil. Actually my weakness is can't life byself. Selalu yang namanya butuh tempat untuk bersandar. Harus ada yang merhatiin, harus ada yang siap nerima curhatan, harus ada yang siap dikritik, pokoknya serba harus melayani diri saya.

Dan tempat bersandar itu hilang dengan alasan salah satunya saya dianggap jadi pembatas kesuksesan dalam hal ini skripsi. Marah? Enggak. Dendam? Apalagi. Tapi yang ada di tekad saya adalah gimana caranya saya bisa lulus lebih dulu dari dia. Saya berdoa dan berusaha sekuat yang saya bisa untuk mewujudkan itu. Dan ya, Allah selalu menjawab doa umatnya di waktu yang tepat. Di hari ini setahun yang lalu saya lulus sidang skripsi dan dia belum.

Setahun berlalu dari penolakan itu saya lulus sidang skripsi. Indah. Mungkin kata itu yang saya bisa gambarkan. Saya bukan dendam, tapi saya tahu Allah selalu mengambil hal indah untuk hal yang lebih indah.




Seakan tidak kapok. Setahun yang lalu saya juga mencoba menjalin hubungan dengan seseorang lainnya. Awalnya indah dan tegas, namun akhirnya nggak sesuai yang diharapkan. Consistency is what we need in life. Saya lebih senang bilang nggak di awal lalu menyesal dibanding nggak di tengah lalu nyakitin hati orang.

Sedikit cerita, saya punya teman yang sudah dekat, namun saya tau bukan tipe yang kayak gini yang saya butuhin, jadi sampai kapanpun, dia usaha seperti apapun saya akan menganggapnya teman baik. He's so good until I can't never ever reply his Kindness. Dan dari awal saya sudah bilang, We never be more than friend. Tegas.

Oke agak ngelantur.

Intinya, setahun kemarin adalah sebuah pencapaian besar bagi saya. Mulai dari dapat gelar tambahan hingga akhirnya berani membuka diri kembali dengan memiliki sandaran (yang akhirnya dikecewakan lagi). Kadang saya suka mikir, "ini gue yang nggak bisa jaga hubungan apa gimana sih?" Hahaha

Sakit kali ini lebih sakit dari apapun yang mungkin saya pernah rasakan. Untungnya, saya punya Allah SWT yang selalu siap menjadi sandaran, teman curhat, teman nangis, dan penunjuk jalan dengan Al-Quran dan Al-hadistnya. Betapa rasanya berat untuk dirasakan tapi tidak untuk dijalani. Karena saat berjalan kamu melihat ke depan, tetapi saat merasakan kamu hanya melihat menunduk ke bawah.

Setahun lagi semoga saya akan bisa menuliskan cerita tentang pencapaian saya entah di pekerjaan ataupun di kuliah. Hal yang membuatnya berpaling.

"Never be an option, be an answer"

Bekasi, 21 Juni 2016
Salam Setrong,


Sabila 

No comments:

Post a Comment

Blogger Perempuan