Monday, 4 January 2016

Review Sabtu Bersama Bapak



Judul : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Format : Soft Cover
ISBN : 9797807215
ISBN13 : 9789797807214
Tanggal Terbit : Juni 2014
Bahasa : Indonesia
Penerbit : GagasMedia
Dimensi : 190 mm x 130 mm

Sinopsis cerita (sesuai belakang buku)
“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.



Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.

Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.

Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”

Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Awalnya saya mengira buku ini adalah buku bacaan ringan. Tergambar dari cover dimana ada terdapat karikatur yang sangat imut dengan judul yang sangat biasa. Judul dan cover tidak menggambarkan bahwa buku ini adalah buku 'berat'. 

Butuh perjuangan ekstra untuk  membujuk diri saya membaca ini, hanya karena saya satu dari sekian banyak orang yang masih memandang sebelah mata penulis pria. Namun, Adhitya Mulya sukses membuat saya sadar bahwa, tidak selamanya yang buku menarik adalah sesuatu hal yang ditulis oleh wanita. Ada banyak buku best seller ditulis oleh pria, contohnya Tere Liye dan Pramoedya Ananta Toer. 

Buku ini memiliki tiga cerita kehidupan dari tokoh utamanya. Cerita tentang Satya, Cakra, dan Ibunya yang ditinggal ayahnya dalam usia yang masih kecil. Ditinggal oleh ayahnya bukan berarti sosok ayah hilang dalam tumbuh kembang dan kesuksesan mereka. Raga ayah tidak ada namun pelajaran hidup darinya tetap ada.

Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari buku ini, yang paling utama buku ini mengajarkan untuk selalu mandiri, rajin beribadah, dan juga merencanakan sesuatu hal dengan baik dan matang. Buku ini termasuk buku yang tidak sekedar menarik untuk dibaca lalu selesai, buku ini juga membawa kita untuk merenungkan kembali sudah hidup seperti apakah kita dan sudah sematang apakah rencana kita dalam hidup ini.

Overall 8.5 Stars for this book!

XoXo,
Akhla Sabila

No comments:

Post a Comment

Blogger Perempuan